Setelah untuk pertama kalinya Greenish menanam mangrove pada tanggal 19 Desember 2010 lalu, Kali ini Greenish mengikuti acara Tanam Mangrove lain yang diselenggarakan pada tanggal 28 Juni 2011. Greenish diwakilkan oleh Nindy, Romce, Galuh, Edo (XI-7) dan Nisa (X-4) serta kawan-kawannya. Jika tahun lalu Greenish diundang oleh  ITS, maka tahun ini Greenish diundang oleh Tunas Hijau untuk berpartisipasi.
Berbeda dengan tahun lalu, tanam mengrove kali ini dilakukan di pantai kenjeran, sehingga menuntut Greenish untuk ikut 'menyelam' agar dapat menanam mangrove. Berikut berita selengkapnya oleh Tunas Hijau.
Surabaya adalah kota yang memiliki garis  pantai terpanjang di Indonesia. Dalam pengelolaan pantainya, harus  menghindari pengelolaan pantai yang dilakukan di Jakarta, yang memiliki  pantai yang indah, namun tidak bisa dinikmati dengan mudah oleh seluruh  masyarakatnya. “Dalam  pengaturan tata kota di Surabaya, ada bagian pantai yang harus  diamankan dan bagian lain yang bisa digunakan untuk rekreasi  masyarakat,” ungkap Walikota Surabaya Tri Rismaharini saat sambutan pada  penanaman 1000 mangrove bersama Telkomsel PELANGI (Paling Peduli  Lingkungan Indonesia) dan Tunas Hijau di Pantai Kenjeran Surabaya,  Selasa (28/6).Disampaikan Risma, kondisi pantai di  Surabaya memang tidak bisa semuanya bisa dimanfaatkan terutama oleh  nelayan Tambak Wedi. Pasalnya, banyak perahu nelayan hancur terkena  ombak besar dan pantai tanpa barrier. Dengan kondisi seperti itu, pantai memerlukan barrier berupa  tanaman mangrove. ”Bila sekarang 1000 mangrove ditanam, diharapkan  tidak dipakai untuk pelebaran wilayah rekreasi. Namun difungsikan  sebagaibarrier pantai,” ujar Risma di depan para peserta penanaman mangrove.
Risma  menilai keterlibatan masyarakat dan instansi lainnya dalam menjaga  lingkungan sangat penting. Bahkan partisipasi masyarakat ini mampu  membawa Surabaya meraih ASEAN Environmental Sustainable Award,  mengalahkan kota negara Singapura. “Secara anggaran belanja kota,  Surabaya masih kalah jauh dengan Singapura. Tapi dalam partisipasi  masyarakat untuk program perbaikan lingkungan hidup, Surabaya telah  terbukti mengungguli Singapura,” kata Walikota Surabaya Tri Rismaharini  yang disambut tepuk tangan sekitar 150 orang peserta penanaman mangrove.VP Telkomsel Area Jawa Bali Gilang Prasetya menjelaskan bahwa kegiatan Telkomsel PELANGI merupakan bagian dari Corporate Social Responsibility (CSR)  Telkomsel bidang lingkungan hidup. Komunitas yang terdiri dari karyawan  Telkomsel beserta keluarganya, mitra Telkomsel dan pelanggan Telkomsel  ini mengawali kegiatan bersama dengan Tunas Hijau dan para siswa dari 17  SD, SMP, SMA dan SMK di Surabaya dengan melakukan penanaman 1000 pohon  mangrove di Pantai Surabaya.
”Kegiatan  penanaman mangrove ini kita sinergikan dengan program pemerintah kota  Surabaya untuk tetap menjadikan Surabaya sebagai kota ramah lingkungan  hidup dan terjaga kebersihannya. Kita pilih menanam mangrove untuk  menjaga keamanan pantai Surabaya,” papar Gilang. Program peduli  lingkungan hidup Telkomsel, disampaikan Gilang, tidak hanya berkaitan  dengan aktivitas lingkungan luar ruang seperti penanaman mangrove. “Di  dalam internal kantor Telkomsel juga sudah lama menggalakkan pola kerja  yang ramah lingkungan termasuk dengan menggunakan BTS Go Green terbesar  di Asia,” ujar Gilang.Memanfaatkan kertas daur ulang dan  e-paper untuk administrasi surat menyurat antar divisi juga dilakukan  Telkomsel. Termasuk memproduksi material promosi yang ramah lingkungan,  dan mengajak pelanggan kartuHALO untuk menggunakan e-billing tagihan  bulanannya ataupun m-Kios sebagai transaksi pulsa tanpa kertas, hemat  listrik, hemat air dan tisu di kalangan karyawan. Telkomsel juga  menggunakan perangkat power yang kedap suara di tiap tower guna mencegah  terjadinya polusi suara.
Sementara  itu, penggiat senior dan Presiden Tunas Hijau Mochamad Zamroni  menyatakan sangat mendukung inisiatif penanaman mangrove ini. “Daerah  pasang surut air laut adalah hak dari tanaman mangrove. Mangrove sangat  berperan mencegah terjadinya abrasi atau pengikisan tanah oleh gelombang  air laut. Mangrove juga berfungsi mencegah terjadinya intrusi atau  masuknya air laut mengisi kekosongan air tanah di daratan,” ungkap  Zamroni. Diharapkan penanaman mangrove ini akan ditindaklanjuti dengan  penanaman berikutnya hingga kawasan Kenjeran ini menjadi hutan mangrove.Bagi para siswa yang terlibat, kegiatan  penanaman mangrove ini merupakan salah satu kegiatan positif dalam  mengisi liburan sekolah. “Dari pada liburan hanya di rumah saja,” ungkap  Muhammad Safiq, salah satu peserta dari SMK KAL 2 Surabaya.  Sekolah-sekolah yang terlibat penanaman ini adalah SDN Perak Barat, SMPN  3, SMPN 4, SMPN 7, SMPN 10, SMPN 26, SMAN 5, SMAN 11, SMAN 9, SMAN 15,  SMA Barunawati, SMA Dharmawanita, SMK KAL 2, SMKN 10, SMKN 6, SMATAG dan  SMA GIKI 1. 



